Esmini (Esai Mini)
Oleh : Mahrus Andis
Mahrus Andis (Foto: Ist/Red) |
Seorang teman bertanya, budayawan itu apa ? Ini pertanyaan filosofis: serius dan menelisik. Menjawab pertanyaan itu, saya harus bertanya balik: ada apa bertanya seperti itu ?
Teman tersebut menatap saya, lalu bercerita:
"Kawanku sekarang hebat. Dia penulis terpopuler di daerah ini. Bayangkan, dia tidak hanya dikenal sebagai penulis, tapi juga budayawan. Akhir-akhir ini, dia sibuk mengisi acara; tampil di forum-forum seminar, diskusi dan pelatihan penulisan karya sastra.
Sesungguhnya saya juga heran, kok bisa ya, tiba-tiba menyandang predikat budayawan. Lalu, apa pula itu makhluk budayawan ? "
Mendengar ceritanya, saya mengatur nafas. Berlagak sebagai profesor di bidang profesional, saya menjelaskan bahwa budayawan itu adalah "makhluk jadi-jadian". Dia bisa tampil di mana-mana, kapan, dan sebagai apa saja. Tapi seorang budayawan tidak cukup hanya sebagai penulis. Dia pun harus menjadi pengarang. Profesi penulis sangat banyak di masyarakat, terutama di kampus-kampus, tapi mereka bukan budayawan. Penulis dan pengarang berbeda. Orang boleh menulis setumpuk reportase, artikel, karya ilmiah atau buku-buku esai; namun mereka bukan budayawan. Mengapa ? Sebab, budayawan bukan sekadar penulis melainkan juga pengarang.
Budayawan selalu tampil dengan dua otak secara bersamaan. Mereka berpikir digital melalui otak kiri, dan itulah yang memproduksi tulisan. Sementara otak kanan berpikir analog, dan lahirlah karangan. Kecerdasan menulis dan mengarang inilah yang menjadikan budayawan sebagai "makhluk jadi-jadian". Artinya, dia bisa tampil menjadi apa saja dan di mana saja, tentu dengan dimensi pengetahuan multional.
Selain menulis dan mengarang, seorang budayawan harus mampu berbicara tentang kebudayaan, agama, politik, hukum serta pemerintahan. Melatari semuanya, budayawan wajib memiliki bakat seni sebagai ejawantah cara berpikir digital dan analog. Tanpa itu, predikat budayawan yang disandangkan padanya, hanyalah rekayasa Artificial Intelligence, alias BUAYA-wan.
Makassar, 5 Desember 2023
0 Komentar