Breaking News

Pemkab Soppeng Gelar Rembuk Stunting, Lutfi Halide: Penanggulangan Permasalahan Stunting Adalah Tanggung Jawab Kita Bersama

Wakil Bupati Soppeng, Ir H Lutfi Halide MP, saat membuka Rembuk Stunting, Jumat (21/3) (Foto: Ist/Swin)
 Soppeng, SwaraIndependen.Com-- Pemerintah Kabupaten Soppeng, tetap berkomitmen penuh dalam menanggulangi permasalahan stunting. Hal tersebut dibuktikan dengan digelarnya Rembuk Stunting yang dilaksanakan di Kabupaten Soppeng, Jumat (22/3).

Kegiatan Rembuk Stunting yang merupakan tahapan ke-3 dari 8 aksi konvergensi percepatan penurunan stunting, untuk memastikan pelaksanaan rencana kegiatan intervensi dan penurunan stunting. Yang dilakukan secara terintegrasi antara OPD penanggungjawab layanan dengan sektor/lembaga non pemerintah dan masyarakat. Serta untuk memperkuat komitmen pemimpin daerah terhadap upaya percepatan penurunan stunting.

Ir H Lutfi Halide MP, saat berpose bersama para peserta Rembuk Stunting, Jumat (22/3) (Foto: Ist/Swin)
Hal tersebut dikemukakan Wakil Bupati Soppeng Ir H Lutfi Halide MP, saat membuka kegiatan Rembuk Stunting yang dihadiri oleh Ketua DPRD Soppeng, H Saharuddin M Adam, Sekretaris Daerah Kabupaten Soppeng, H Andi Tenri Sessu Mappajanci, para Asisten Sekretariat Daerah Kabupaten Soppeng, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Soppeng, Hj Nurjannah.

Juga turut hadir para Kepala SKPD, para Camat bersama Lurah dan Kepala Desa, Pimpinan Perguruan Tinggi, para Kepala Puskesmas, Ketua-Ketua Organisasi Profesi, dan Ketua-Ketua Organisasi Keagamaan.

Dalam sambutannya, Lutfi Halide juga mengungkapkan adanya penurunan angka stunting dari tahun sebelumnya, berdasarkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Guzi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM). 

Hasil timbang, Agustus 2023, angka stunting di Kabupaten Soppeng, 9,97 persen. Atau turun dibanding periode uang sama di tahun 2022, angka stunting Kabupaten Soppeng berada pada angka 12 persen.

Sedangkan angka hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 sampai saat ini belum terpublikasi.

"Baru provinsi yang sudah terpublikasi," ujar Lutfi.

Lanjut dikatakannya, jika merujuk hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, Stunting di Kabupaten Soppeng masih pada angka 26,9 persen. Meningkat 1,5 persen dibanding tahun 2021, yaitu 25,4 persen.

"Perlu diketahui bersama, penyeban stunting bukan hanya pasca kelahiran, tetapi jauh sebelumnya, yaknj sejak remaja, hamil, hingga menyusui. Penyebabnya bisa karena sanitasi yang buruk, asupan ibu selama kehamilan kurang berkualitas," jelasnya mantan pamong yang kini menjabat Wakil Bupati Soppeng ini.

Selain itu, lanjutnya, stunting juga bisa terjadi akibat asupan gizi saat anak masih usia di bawah 2 tahun tidak tercukupi. Tidak diberikan ASI Ekslusif ataupun Makanan Pendamping ASI (MP ASI), atau yang diberikan mengandung zat gizi yang berkualitas.

Lagu Indonesia Raya dikumandangkan saat pembukaan Rembuk Stunting, Jumat (22/3) (Foto: Ist/Swin)
"Penyelesaian permasalahan stunting, tidak cukup hanya pada satu sektor saja (kesehatan, Red), tetapi harus melalui pendekatan intervensi muktisektor yang mengarah pada peningkatan kualitas intervensi spesifik dan sensitif," pungkas pemilik akronim LHD yang bakal mencalonkan diri jadi Bupati Soppeng pada Pilkada serentak 2024 yang akan datang.

Tema Rembuk Stunting ini diberikan tema "Yassisoppengi Percepatan Penurunan Stunting". Yassisoppeng merupakan kearifan lokal yang dibangun melalui kebersamaan, gotong royonhg, dan kepedulian untuk bersama-sama menyelesaikan masalah ekonomi dan sosial kemasyarakatan.

Penandatanganan Pernyataan Komitmen


Dalam rangkaian kegiatan Rembuk Stunting tersebut, juga diadakan penandatanganan "Pernyataan Komitmen Pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting Terintegrasi di Kabupaten Soppeng", di atas spanduk besar yang terbentang di dinding oleh seluruh yang  hadir pada kegiatan tersebut.*



(Agisto)

Baca Juga

0 Komentar

descriptivetext
descriptivetext
descriptivetext
© Copyright 2022 - SWARA INDEPENDEN