TPA Lempa, Kelurahan Lalabata Rilau, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng. Hamsyar (Inzet) warga BTN Cahaya. (Foto: Ist/Swin) |
Soppeng, SwaraIndependen.Com-- Warga Kubba, Kelurahan Lalabata Rilau, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng, mengeluhkan aroma menyengat dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Lempa.
Hal tersebut diungkapkan oleh salah seorang warga, Hamsar, warga penghuni BTN Cahaya Kubba. Kepada wartawan dikatakan, baunya sudah sangat menyengat lebih dari sebelumnya.
"Baunya sampai Lolloe. Sudah hampir tujuh tahun saya tinggal di sini, barusan begitu. Sudah hampir sepuluh hari," ungkap Hamsar melalui pesan Whatsapp, Selasa (14/5)
Dikatakannya, warga sangat berharap supaya keluhannya ditanggapi. Agar ada solusi bagaimana supaya tidak berbau lagi.
"Itu saja, kalau sudah diekspose baru tidak ada respon, baru kami ingin mengeluarkan nada keras," ancamnya saat diminta sampaikan keluhannya.
Sementara, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Soppeng, Aryadin Arif STP MSi, mengatakan, untuk keluhan warga yang tinggal di sekitar TPA sudah menjadi persoalan klasik berhubung perumahan/pemukiman yg mendekati TPA, yang notabene kita tahu bersama tempatnya beraroma yang tidak sedap dan tempat penyakit. Jadi memang dilema penanganannya.
"Aksi kami dari DLH melakukan penutupan sel harian setiap 5 hari dan penyemprotan M4 itupun hanya penanganan temporer berhubung sampah yg masuk ke TPA 60 ton/hari. Jadi salah satu langkah jangka panjang adalah mencari dan membangun lokasi TPA yg baru," demikian pesan tertulis via Whatsapp Aryadin kepada SwaraIndependen.Com, Selasa (14/5) lalu.
Aryadin mengungkapkan, secara aturan, TPA harus steril minimal 500 m hingga 1 km dari pemukiman, karena pemerintah sudah memperhitungkan dampaknya. Namun tidak bisa dipungkiri, perumahan semakin berkembang di sekitar lokasi TPA tersebut.
"Justru masyarakat yang mendekati TPA untuk bermukim," tutup Aryadin.*
(Agisto)
0 Komentar