Massa Aliansi Suku Makassar, saat berusaha mendobrak pagar Kantor Gubernur Sulsel, yang dijaga ketat Polisi Pamong Praja, Senin (3/6). (Foto : Ist/Swin)
Makassar, SwaraIndependen.Com-- Tuntutan atas penutupan dan pencabutan izin Tempat Hiburan Malam (THM) W Super Club, milik Pengacara kondang Hotman Paris Hutapea, oleh warga Makassar yerus berlanjut. Ratusan massa yang menamakan dirinya Aliansi Suku Makassar menggelar aksi unjuk rasa terkait THM tersebut, di depan Kantor Gubernur Sulawesi Selatan, Senin (3/6) hari ini.
Dari pantauan Swara Independen, massa yang awalnya hanya berorasi di depan Gerbang Kantor Gubernur Sulsel. Mereka membentangkan spanduk bertuliskan "Jangan Nodai Tanah Leluhur Kami" dan "Paentengi Siri'na Tau Mangkasara".
Namun suasana semakin panas hingga akhirnya massa yang sebagian besar memakai pakaian merah-merah khas Makassar dan passapu atau penutup kepala khas Malassar, berhasil menerobos masuk setelah merusak pintu gerbang kantor gubernur yang dijaga ketat Polisi Pamong Praja.
"Tutup W Super Club. Jangan kasih izin," demikian teriakan yang bergema di tengah aksi demonstrasi itu.
Dalam aksi unras tersebut, Aliansi Suku Makassar pun menyampaikan beberapa tuntutan. Mereka menuntut Hotman Paris meminta maaf dalam bentuk tertulis dan membacakannya di hadapan media nasional dan bukan di media sosial. Permintaan maaf itu ditujukan kepada para pemangku adat khususnya Suku Makassar dan warga Sulawesi Selatan secara umum.
Kemudian, mereka menuntut Pemprov Sulsel untuk mencabut semua izin usaha minuman keras dan THM tanpa kecuali, khususnya W Super Club dan semua unsur di dalamnya yang berbau maksiat.
Bilamana Hotman Paris selaku pemilik THM tidak menggubris terhadap tuntutan tersebut, maka Aliansi Suku Makassar mengancam akan menurunkan seluruh elemen masyarakat adat untuk mengintegrasikan hukum adat.
Begitupula, jika Pemprov Sulsel dan Pemkot Makassar juga tidak menindaklanjuti atau setengah hati dalam penindakan terkait izin THM serta usaha-usaha sejenisnya, maka mereka akan menduduki Pemprov Sulsel dan Pemkot Makassar dalam waktu 4 x 24 jam hingga izin itu dicabut.
Informasi yang berhasil dihimpun, pemicu utama dari aksi unjuk rasa ini, karena tak terima dengan pernyataan Hotman Paris saat meresmikan W Super Club pada Senin 27 Mei 2024 lalu. Dalam video yang beredar, Hotman dalam konferensi persnya menyatakan akan mengajak seribu wanita cantik di Indonesia untuk siap menjadi asisten pribadinya. Kemudian, dia mengajak berdansa di W Super Club sampai akhir zaman.
Aliansi Suku Makassar pun memaknai bahwa penyataan Hotman Paris itu zalim dan ditafsirkan berbeda khususnya para pemerhati budaya, adat istiadat dan sejarah. Hal ini mengingat para leluhur orang Makassar dan orang Sulawesi Selatan masih kuat memegang tradisi serta hukum adat istiadat, prinsip budaya harga diri yaitu siri na pacce.
Menurut Aliansi Suku Makassar, pernyataan Hotman Paris bukan saja ucapan zalim melainkan pernyataan yang mengandung ajakan berbuat maksiat sampai akhir zaman dan ajakan berbuat dosa. Ucapan tersebut juga tidak sesuai dengan kandungan Pancasila sila ke-2 yakni kemanusiaan yang adil dan beradab.
Sebelumnya Hotman Paris telah menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Bugis-Makassar. Pernyataan disampaikan lewat video yang diunggah di akun Instagram pribadinya, beberapa waktu lalu. Dia menyatakan tidak ada maksud melecehkan wanita-wanita Makassar.
"Maaf yang sebesar-besarnya apabila ada ketersinggungan akibat kata-kata saya pada waktu peresmian W Super Club di Makassar," kata Hotman dalam video yang diunggah lewat salah satu platform media sosial.*
(Agisto)
0 Komentar