Breaking News

Bahas FTBI, Sejumlah Kepala Sekolah Dasar se Kecamatan Liliriaja Gelar Pertemuan

Kolase Foto : Pertemuan Kepala Sekolah Dasar se UPTD Liliriaja, Selasa (4/6) (Foto: Ist/Swin)
Soppeng, SwaraIndependen.Com-- Sejumlah Kepala Sekolah Dasar yang ada dalam Kecamatan Liliriaja, mengadakan pertemuan guna membahas persiapan menghadapi pelaksanaan Festival Tunas Bahasa Ibu (FBI), yang pelaksanaannya masih menunggu jadwal dari Dinas Pendidikan Kabupaten Soppeng.

Pertemuan tersebut dipimpin langsung Koordinator Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kecamatan Liliriaja Kabupaten Soppeng H Ahmad Dande SPd MPd, di Kecamatan Liliriaja, Selasa (4/6). 

 "Pertemuan ini dalam rangka membahas persiapan pelaksanaan kegiatan Festival Tunas Bahasa Ibu yang akan dilaksanakan nantinya, namun jadwal pelaksanaan masih sementara menunggu jadwal dari Dinas Pendidikan kabupaten Soppeng," Ahmad Dande.

Lanjut dikatakannya, sebelum pelaksanaan nanti, masing-masing sekolah akan diberikan pelatihan yang akan dilaksanakan di aula Dinas Dinas Pendidikan kabupaten Soppeng. 

Lebih jauh Koordinator UPTD yang juga pengawas sekolah ini mengatakan, FTBI ini sebagai sarana berbagi praktik, dan  sebagai upaya pelestarian bahasa ibu dengan melibatkan pelajar untuk menampilkan capaian belajar bahasa daerah melalui berbagai pertunjukkan menarik. 

Ahmad Dande menyebutkan,  sejumlah kegiatan akan dilaksanakan pada festival tersebut diantaranya, mendongeng, pidato, menulis puisi, membaca dan menulis aksara aksara, menulis cerita pendek, dan komedi tunggal (stand up comedy).

Selain itu, lanjut Ahmad Dande, FTBI juga merupakan salah satu wujud pelindungan bahasa dan sastra daerah yang bertujuan untuk menjadikan generasi muda sebagai penutur aktif bahasa daerah dan mempelajari bahasa daerah dengan menyenangkan serta menemukan fungsi dan ranah baru dari sebuah bahasa dan sastra daerah.

"Bahasa ibu ini mengacu pada bahasa pertama yang dipelajari di rumah pada masa kanak-kanak dan masih dipahami oleh orang tersebut, ujarnya.

"Jika orang tersebut tidak lagi memahami bahasa pertama yang dipelajari, maka bahasa ibulah yang menjadi bahasa kedua yang dipelajari," sambung Ahmad Dande lagi.

Menurutnya, banyak manfaat yang terkait dengan pengajaran bahasa ibu, selain anak belajar lebih baik dan cepat, pendidikan bahasa ibu juga dapat meningkatkan akses sekolah sekaligus mengurangi angka mengulang dan putus sekolah.

"Kami berharap, bahasa ibu ini menjadi bagian penting dari identitas sehingga hal ini dapat menjadi sumber kebanggaan dan hubungan dengan warisan budaya sehingga dengan mempelajari bahasa ibu dengan baik maka dapat membantu anak-anak kita untuk lebih memahami jati diri mereka," tandasnya.

Dari informasi hang didapatkan, sejumlah sekolah yang terlibat dalam pertemuan tersebut diantaranya: 
1. SDN 67 Cangadi I, 
2. SDN 68 Cangadi II, 
3. SDN 87 Appasareng, 
4. SDN  70 Libukang, 
5. SDN 86 Lajoa, 
6. SDN 85 Caccaleppeng,
7. SDN 90 Lenrang, 
8. SDN 91 Pacongkang, 
9. SDN 163 Appanang, 
10. SDN 190 Launga, 
11. SDN 191 Penrie, 
12. SDN 256 Benteng Jati, 
13. SDN 257 Akkalibatue, 
14. SDN 275 Jamlu Serenge, 
15. SDN 71 Maccini, 
16. SDN 75 Lebbae, 
17. SDN 74 Lawara, 
18. SDN 212 Rompegading, 
19. SDN 260 Kampung Baru, 
20. SDN 73 Lamogo, 
21. SDN  176 Dabbare,  
22. SDIT Appalaringe, dan 
23. SDN 213 Lagoci.*

(Agisto)

Baca Juga

0 Komentar

descriptivetext
descriptivetext
descriptivetext
© Copyright 2022 - SWARA INDEPENDEN