Samarinda, SwaraIndependen.Com-- Asosiasi Badan Usaha Pelabuhan Indonesia (ABUPI) menyelenggarakan acara Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Peran BUP dan Tersus/TUKS dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah,” bertempat di Hotel Aston, Samarinda Kalimantan Timur, Kamis (17/10).
Acara ini merupakan bagian dari rangkaian ABUPI Roadshow 2024, yang sebelumnya diadakan di Surabaya pada 10 Oktober 2024 lalu.
Dihadiri oleh sekitar 135 peserta dari berbagai sektor, FGD ini menghadirkan enam narasumber utama, termasuk Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Samarinda, Mursidi SE ME dan perwakilan BAPPEDA Provinsi Kalimantan Timur, Dedy Pudja Wardana ST.
Selain itu, turut hadir tokoh dari asosiasi terkait seperti Wakil Ketua Umum Bidang Perindustrian KADIN H. Untung Surapati SE, Ketua DPC INSA Samarinda Agus Sakhlan, Ketua Kompartemen Pengembangan SDM DPW ALFI/ILFA KALTIMTARA Rifka Hidayat M Spi MBA, dan Ketua DPW Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI) Kalimantan Timur, ST Trilaksono.
Dalam sambutannya, Kepala KSOP Samarinda, Mursidi, menjelaskan bahwa sebagian besar pertumbuhan ekonomi nasional ditopang oleh sektor transportasi laut. Ia juga menyebutkan bahwa Kalimantan Timur memiliki jumlah Terminal Khusus (Tersus) dan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) terbanyak di Indonesia, yaitu sebanyak 457 unit, yang berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.
“Badan Usaha Pelabuhan (BUP) berperan penting dalam meningkatkan tata kelola kepelabuhanan. Berbeda dengan Tersus/TUKS yang beroperasi untuk kepentingan pribadi, BUP melayani secara komersial untuk kepentingan umum, sehingga pelayanan pelabuhan bisa lebih optimal,” tambahnya.
Sementara itu, Dedy Pudja Wardana dari BAPPEDA Kalimantan Timur memaparkan bahwa Provinsi Kalimantan Timur telah menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2025–2045, dengan visi menjadikan provinsi ini sebagai superhub ekonomi dalam rangka mendukung Ibu Kota Negara (IKN).
"Strategi ini diharapkan dapat mempercepat pemerataan ekonomi di Kawasan Timur Indonesia," kata Dedy.
Pada sesi diskusi, berbagai perwakilan seperti KADIN, INSA, ALFI, dan APBMI sepakat bahwa kolaborasi antar pelaku usaha diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.
Rifka Hidayat dari ALFI/ILFA KALTIMTARA juga menyampaikan bahwa volume throughput di empat pelabuhan petikemas di Kaltimtara meningkat pada periode 2018–2024, didorong oleh proyek RDMP, pengembangan IKN, dan sektor industri lainnya. Ia pun berharap adanya kolaborasi lebih lanjut antara ABUPI dan ALFI/ILFA di daerah.
Menanggapi pertanyaan dari Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Timur terkait kontribusi sektor maritim terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD), Kepala KSOP Samarinda menyarankan agar pemerintah daerah merubah pola pikir dan meningkatkan kolaborasi dengan pihak swasta untuk memperoleh manfaat ekonomi yang lebih besar.
Sebagai tuan rumah acara ini, ABUPI Koordinator Wilayah Kalimantan Timur yang dipimpin oleh S.A.K Maharini dari PT Sarana Abadi Lestari, turut berperan aktif dalam kelancaran kegiatan.
Di akhir acara, Ketua Umum ABUPI, Aulia Febrial Fatwa, menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan swasta untuk menciptakan ekosistem maritim yang efisien dan berkelanjutan, terutama di Kalimantan Timur yang kaya akan sumber daya alam.
“Namun, sumber daya alam ini akan habis suatu saat nanti, sehingga kita harus mulai memikirkan bagaimana industri maritim bisa berkelanjutan,” pungkasnya.*
(IreDj)
0 Komentar